Postingan

Lonte (Sebuah Puisi)

Gambar
Ke mana bayangmu pergi Ke atas bawah atas bawah ah ah ah Menjadi seperti pekerja seks komersial yang terlalu ramah akan kehidupan Padahal bayar cicilan juga butuh kelamin Belum lagi matamu yang kadang berjudi dengan tikus rakyat Menerjemahkan rasa pusing kepala jadi nikmat bukan kepayang Lupa kalau besok juga akan direbus di neraka Hahaha Aduh kepalaku pusing karena terlalu lama menatap layar dajjal Katanya mataku kering karena terlalu lama dicolong kontol besarmu Berbulu bagai pinang dibelah tiga Hahaha Tapi lama-lama enak juga karena mau rabun pun kalau bercinta dalam keadaan basah, lupa juga penyakitnya. Hahaha ( Uwan Urwan )

Kepalaku pusing (Sebuah Puisi)

Gambar
Bola mataku nampaknya jadi sembilan Kemudian tumbuh jadi dua masing-masing dan aku melihat mereka makin membelah diri bagai komunis yang tidak menjadi ajaran dasar kehidupanku. Bola mataku menguning sebelum berperang dengan aus kayar-layar hape canggih Katanya canggih, tapi aku justru makin bodoh Hahaha Tak sadarkan kalau kita sudah dibutakan hawa nafsu dan pancaran cahaya yang melintang tiga Aduh... Kepalaku pusing

Cahaya Palsu

Gambar
Oleh Uwan Urwan Lagi-lagi mataku berulang seperti pusing berjari lima Kemudian ada rantai yang menggodaku lewat puisi tanpa batas Apakah aku rindu? Apakah aku sudah seperti senja sampai kucing-kucing saja bermekaran jambu Belum lagi tubuhku yang nyaris ambruk kemudian muntah cahaya palsu Hahaha... Aku tak tahu Apakah aku sudah mabuk? Tapi aku tak minum alkohol atau pun mengisap ganja Aku hanya terlalu banyak menatap gawai Yang memancarkan cahaya-cahaya buatan si bodoh sialan

Tolong (Sebuah Puisi)

Gambar
Oleh Uwan Urwan Kepalaku rasanya menyeruak pening dan berjuntai-juntaj berwarna-warni Tak ingin menebus kesalahan masa lalu dan meminang layar-layar gawai yang menggebu-gebu Aku lunglai menyelinap ke dalam hawa siang panas Ditambah tegukan sirih merah dan jahe tubruk melakoni riwayat kematianku Apakah aku akan lenyap? Tidaak! Tolooong!!! Situbondo, 8 Januari 2024

Pusing (Sebuah Puisi)

Gambar
  Oleh Uwan Urwan Kepalaku menggelinjang seperti sedang kiamat Mataku mulai berputar kemudian tumbuh kabut di dalamnya Berharap hujan dan petir menyeringai  Diikuti kakiku yang sempoyongan, Rambutku ikut terhuyung-huyung menjelma menjadi seorang gadis yang kehilangan bapaknya Sementara bapaknya telah tersembur laba kemarahan para iblis yang berteriak, "Merdeka!" Tubuhku ambruk. Situbondo, 5 Januari 2024

Gelisah

Gambar
( Uwan Urwan ) Malam kini sedang berjalan Lampu-lampu kota membantu pensil ini menilik lembar kosong Hujan dengan cepat berlalu Digantikan aroma perempuan berkerudung hitam Begitu sendu   Aku menatap ruang di balik jendela Embun membekas di sana Sementara, aku merasa telah memeluk sosok manusia Manusia yang kini tergolek Menungguku terjun ke sebuah danau   Dan, aku tergugu Serentak mata, telinga, dan kesadaran meliuk Tak biasa menjadi tak dingin Padahal, umumnya mata, tubuh, dan kepala tak hendak hidup   Mungkin aku akan mulai menyukai malam Malam yang senja Senja yang pagi Berembun Aku... sementara ini tergoda pada embun   26 Juli 2014

Perempuan di Sudut Lemari

Gambar
( Uwan Urwan ) Ia menatapku Menatapku lesu Berharap tentang perempuan dengan perempuan lain Perempuan dengan wanita lain Tentang perempuan dari bilik curah   Dari balik jendela, aku mencerminkan diri dalam perahu Perahu gersang Dia, mereka Perempuan-perempuan yang berjejer di belakangku Terenyuh Menangis tersedu... Ini tentang... Wanita yang perempuan...   Depok, 19-06-2014