Catatan Kecil
By Uwan Urwan
Kepada sepotong rindu yang
menguras hari. Apalah arti berjalan kaki, jika harus melewati genangan
bayang-bayangmu? Matahari masuk ke bumi, lalu semena-mena naik ke atas kepala,
sampai akhirnya ia kembali terjerembab di barat. Apa itu tidak membuang hari?
Sementara aku masih
berjibaku dengan senyummu. Aku tak pernah benar-benar tersiram tenang selain
melihatmu menaburkan senyum itu. Tertawa meski kadang hanya bercanda dengan
angin. Dan matamu yang sayu itu seolah memberi kekuatan baru untuk terbang
bersama awan.
Kamu di mana rindu?
Pagi-pagi ini aku sudah mencarimu di berbagai sudut. Sementara pagi ini banyak
yang menyerumu. Banyak yang memanggil rindu, menanyakan rindu, menceritakan
rindu, dan menolak mengabaikan rindu.
Sepotong rindu yang
menyiksa. Membuat aku toreh kisah lagi. Tentang bagaimana hari-hariku sepi
tanpamu...
Komentar
Posting Komentar
Silakan pergunakan tulisan dalam blog ini dengan bijak. Semoga bermanfaat.