Menyapa Bulan

By Uwan Urwan

Hi Bulan, sudah lama aku tak menyapa
Hidungmu serap wangi
Mengisahkan bahasa dan cahaya yang baru saja terkapar
Aku ingat saat lenganmu melingkar di punggung
Tak pernah kuizinkan jari-jari lain sentuh telinga, ketiak, rambut, hingga sela-sela rongga bulu mata
Cuma kamu, sampai akhirnya langkahku terhenti
Berbalik meninggalkan bijih besi panas, kutu kelamin, gunung muntah, dan lubang persendian
Kini aku telanjang
Membiarkan lalat, ular sanca, kambing betina, belalang binal, dan segerombolan gagak kepala botak mencicipi setiap tetes keringat yang mencuat
Hi Bulan, kamu terangkai sendiri
Menepi dalam sepi
Situbondo, 181016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan di Sudut Lemari

Gelisah

Pusing (Sebuah Puisi)