Ini Tentang...
Dengan cermin sebagai berhala, ia menganga
Memperbaiki bibir sumbing
Menengadah, menambah lekukan alis
Mempertebal bagian pipi hingga merona
Perempuanku, perempuanku
Engkau begitu derita menjadi singgasana permaisuri
Limbah kauizinkan masuk ke kerongkonganmu
Takkah kau tahu sedang mengunyah permata, emas, dan batu pualam?
Kau bukan pedagang diri
Dayang-dayang kaulucuti hingga terjungkal
Masuk keluar ke samping ke belakang
Kau bersolek manja dengan pria di sampingmu
Ia menikmati gincu di belakang lehermu
Ia merogoh kocek dalam saku perutmu
Kau hanya terengah dan terpesona pada bintang di siang bolong
Ini tentang bagaimana perempuan-perempuan itu menjerit kepayahan
Saat mereka tak melihat tubuh mereka seramping kuas lukisan
Ah, sayangnya aku bukan gadis
Tak pernah tahu betapa sakitnya menggantungkan leher di dalam bolongan donat
Bunyi bahasa yang kuucapkan hanya maya
Kau tak ‘kan pernah tahu bagaimana rasanya pria memandang pin yang tersemat di belakang hidungmu
Kau akan tahu kalau ...
Tapi, sayang, kau terlalu bodoh menjadi perempuan
2014
Komentar
Posting Komentar
Silakan pergunakan tulisan dalam blog ini dengan bijak. Semoga bermanfaat.